Ponsel itu menyambungkan atau justru memisahkan ?
Ponsel itu menyambungkan atau justru memisahkan ?
Ponsel sekarang
telah berkembang dengan pesat. Hingga sekarang lebih dikenal dengan sebutan
smartphone. Banyak orang berlomba lomba mendapatkan smartphone yang diinginkan.
Ada orang yang memilih suatu smartphone karena memiliki kamera yang bagus,
baterai yang awet, kapasitas ram dan rom yang besar, atau dan lain sebagainya. Banyak
orang rela mengeluarkan kocek cukup dalam untuk membeli ponsel. Misalnya untuk
mendapatkan ponsel iphone 7 senilai 11-13 jutaan, samsung note 8 senilai 12-13
jutaan, dan banyak lagi brand ternama lainnya yang bernilai cukup fantastis
untuk sebuah ponsel smartphone.
Kegunaan
ponsel memang beragam dan bermacam macam. Tujuan awal ponsel adalah untuk
menyambungkan satu individu dengan individu lain, individu dengan kelompok
lain, kelompok dengan kelompok lain. Namun, sekarang ini ponsel tak sepenuhnya
digunakan untuk hal yang demikian.
Anak anak
kecil sudah punya smartphone ? untuk apa ? apakah anak anak kecil akan
menghubungi seseorang yang jauh? Siapa ?ya mungkin ada, tapi hanya beberapa. Kebanyakan
dari anak anak memiliki smartphone adalah untuk bermain game. Anak anak
sekarang sibuk bermain game di smartphone, dan bangga menunjukkan kepada
orang tuanya yang tidak bisa menggunakan
smartphone. Mereka bangga. Seolah olah sudah paling pintar dapat mengoprasikan smartphone.
Dan menganggap orang tua mereka gaptek, atau ketinggalan jaman. Tak semua orang
tua dapat membelikan smartphone kepada anaknya dengan mudah. Karena kita tahu
perekonomian di indonesia tidak baik baik amat. Anak anak merengek, memohon dan
meminta kepada orang tua untuk dibelikan ponsel smartphone. Tak memikirkan
kondisi orang tua. Asalkan kemauan dituruti. Ada banyak orang tua dengan susah
payah memenuhi keinginan anaknya. Contoh kasuh saya lihat di instagram, ada
seorang bapak bapak yang berusia cukup tua membelikan anaknya smartphone dengan
uang kecil yang amat banyak. Uang yang kita anggap kecil atau receh itu, dikumpulkan oleh bapak tersebut demi
memenuhi keinginan anaknya. Sungguh ironi, tapi nyata adanya. Disinilah anak
anak mulai mengenal sifat keegoisan dan menang sendiri. Anak anak juga kurang
bersyukur dan mengerti keadaan orang tua.
Kembali lagi
kepada judul diatas yaitu, ponsel itu menyambungkan atau justru memisahkan ?.
ya, boleh dikatakan saya berada di pilihan bahwa ponsel itu justru memisahkan. Mengapa
? karena misalnya kita lihat saja kehidupan sekarang, ketika kita pergi ke cafe
atau restoran atau tempat makan atau tempat umum lainnya. Kita akan mendapati
orang orang yang sibuk dengan ponsel masing masing. Entah apa yang dilakukan
dengan ponselnya. Bermain game, instagram, facebook, atau apa lagi lainnya. Sukur
sukur kalo mereka bermain ponsel untuk menghubungi seseorang untuk minta
dijemput atau untuk ketemuan. Tapi kebanyakan sih, sibuk ngeSosmed. Story ig,
scroll beranda, dll. Ketika kita di tempat tersebut nampak banyak orang namun
tak saling bersosialisasi, padahal berdekatan. Misal juga, kalian sedang
ngumpul dengan teman anda, apakah anda yakin kalo anda seru mengobrol dengan
teman, tanpa bermain ponsel sama sekali? Saya yakin tidak. Karena sudah banyak
terjadi sekarang, yaitu, orang makan berdua tapi sibuk main ponsel masing
masing.
Tapi jangan
salah, smartphone juga bisa membantu kita bersosialisasi. Waktu itu ada contoh,
artis yang tak bertemu orang tuanya selama puluhan tahun, kemudian iseng
ngesosmed. Lalu tak disangka mereka bisa bertemu secara langsung. Ini merupakan
suatu hal positif. Jadi ponsel tak selalu negatif juga. Ponsel dapat menyatukan
yang jauh. Tergantung dari kita masing masing sebagai pengguna smartphone. Jangan
Cuma hpnya yang smart tapi orangnya tidak. Jangan sampai juga anda menggunakan
ponsel “menyambungkan yang jauh namun menjauhkan yang dekat”.
Demikian
kalo menurut admin sih. Kalo ada salah, kritik dan saran, bisa di kolom
komentar ya.
Salam jalan
badak
Sangat membantu gan, tetapi kebanyakan iklan jadi agak nggak enak bacanya
ReplyDelete